12:00 PM -
2 comments
Tuesday, March 27, 2012
Monday, March 26, 2012
11:42 PM -
No comments
Entah
Entah, seakan merasakan dinginnya api
Entah, keinginan yang hanya ada dalam mimpi
Entah...
11:27 PM -
No comments
Hilang Angan
Derapku hilang
Berlari
Sepi, sunyi, tenggelam anganku
Pudar pun pikirku
ku tau,
awan tetap putih
langit pun biru
tapi,
tak perduli
ku berdiri
disini sendiri
tanpa
Matahari
11:20 PM -
4 comments
Janji
Aku punya janji yang hendak kutanam pada lahan yang subur
berharap dia akan tumbuh menjadi tunas yang indah kelak
Tapi ternyata tanah itu terbelah dan benih itu gugur
Aku punya janji yang hendak kugantung pada pohon ara yang kuat
berharap dia akan berbuah manis kelak
Tapi ternyata pohon itu menjadi rapuh sebelum sempat berbuah
Aku punya janji yang hendak kutancapkan pada puncak gunung
berharap dia akan menjadi prasasti kelak
Tapi ternyata gunung itu rubuh sebelum sempat kudaki
Aku punya janji yang hendak kugantungkan bersama bintang yang kemilau
berharap dia akan bersinar di langit tergelap sekalipun
Tapi ternyata bintang itu menjadi redup dan jatuh ke bumi
Dia pernah mendengar janji itu
Yang kubisikkan dengan lembut di setiap desir nadinya
berharap aliran darahnya akan membawanya ke jantung, hati dan seluruh sumsum tulangnya
dan menjadi irama nafas hidupnya
Tetapi Dia lupa janji itu, seperti asap tanpa bekas
Seolah Janji itu tak pernah terucap
Seolah Janji itu tak pernah terlahir
Seolah Janji itu tak pernah ada
Malam ini kuucapkan kembali Janji itu
bukan di dalam tanah sebagai benih
bukan di atas pohon ara sebagai buah
bukan di puncak gunung sebagai prasasti
bukan di antara bintang-bintang sebagai pelita
bukan pula kepadanya di setiap desir nadinya
tapi di hadapan Tuhan dan seluruh Malaikat-Nya
Biarlah DIA menilai hatiku dan janjiku
5 februari 2011
5 februari 2011
11:02 PM -
No comments
Tentang Hujan
Dia kembali, dia kehujanan. Apa yang sedang dia butuhkan di antara rintik-rintiknya, selain payung? Jas hujan, mantel hangat, atau sekedar sebuah pelukan dan senyuman. Sementara aku masih duduk di sini, hanya menatap derasnya air hujan mengguyur dan tanpa sengaja mendengarkan nada-nada petiryang memekakan telinga.
Dia kembali. Dia tidak butuh yang kusebutkan tadi. Tak juga senyum dan pelukanku yang hangat. Entah. Aku enggan menghampirinya.Walau payung siap melindungiku dari tusukan-tusukan lembut air hujan yang mendingin. Aku kedinginan, tubuhku lemah di terpa angin hujan yang menyusup perlahan dari balik jendela.
Dia kembali. Dia tersenyum menatapku di antara kaca berembun yang memisahkan pandangan kita. Sementara petir tetap saja tak mau berhenti bersuara. Aku takut, hembusan angin itu telah membawa cintanya jauh entah kemana. Bukan padaku.
Dia kembali lalu kubiarkan dia menikmati rintik-rintik hujan yang mengguyur tubuhnya. Aku hanya bisa memandangnya di sini sambil termangu. Sambil berkhayal, andaikan aku menjadi warna bening pada titik-titik air hujan, yang terus menyentuhmu lalu meresap di tubuhmu dan menguap kembali.
Dia kembali, tapi dia tak akan pernah kembali seperti kenangan yang telah tersirat tentang hujan kemarin.
22 Januari 2010
Sunday, March 25, 2012
7:03 PM -
No comments
Perjalanan
Mungkin dalam kehidupan sebenarnya, saya bisa dibilang agak 'aneh' di bandingkan dengan mereka (teman-teman sebaya khususnya laki-laki) memang benar mereka berfikir realistis, berbeda dengan saya yang terkadang mampu membayangkan hal-hal aneh tanpa sebab. Memang seharusnya seorang laki-laki menjadi lebih dewasa mampu berfikir realitis, berfikir lebih dewasa yang mungkin sedikit meninggaklkan 'rasa' yang dimiliki. Yang saya maksud rasa ini adalah mereka berfikir dengan logika, benar saatnya harus berfikir seutuhnya dengan logika, tapi keadaan sewaktu kecil (mungkin) sampai saat ini yang membuat saya terkadang tak bisa menghindar ataupun merubah keadaan yang saya rasakan. Hingga harus berfikir dengan sesuatu yang tak pernah terpikirkan. Kembali saya akan bercerita, dulu jujur saja memang saya tidak mempunyai teman yang banyak. Sewaktu sd, smp saya senang menjalani hidup saya sendiri. bahkan dulu tak pernah keluar rumah sekalipun, yang akhirnya hanya ada teman komputer saya dan adik-adik saya yang hanya bisa diajak bermain. Itu yang membuat saya ini bisa dibilang computer freak. Saya betah tidak keluar rumah jika hanya ada sebuah komputer. Itu yang membuat saya bisa merasakan hal-hal yang tak dirasakan orang lain karena kesendirian diwaktu itu, yang mampu merasakan hal-hal yang luar bisa yang mungkin percuma untuk dipikirkan. Akhirnya, sewaktu sma saya benar-benar menemukan orang yang bisa di ajak berbicara, yang sampai saat ini kesenangan saya tentang apa yang disebut itu puisi atau pun sastra bisa saya rasakan. Dia yang mengajariku berbagai bahasa planet lain yang belum pernah saya dengar, bahasa yang saya tak mengerti sebelumnya. Dia yang membuatku menuliskan tulis-tulisan aneh saat ini. Hingga akhirnya kita telah menjalani masa depan masing-masing. Pernah sempat hilang sewaktu kuliah ingatan tentang apa itu sastra. Dan saat ini ada teman-teman yang bisa mengerti keadaan saya sekarang. Dan ada seseorang yang mengingatkan kembali akan hal itu, yang membuatku mengulang lagi hal yang memuakan kemarin-kemarin menjadi hal yang begitu berharga 'lagi'. Terimakasih (aku tak bisa berdiri disini tanpa anganmu yang melimpahkan rasa)
Salam.
6:11 PM -
No comments
Selamat datang dunia
Salam.
Subscribe to:
Posts (Atom)